Manusia
terlahir sebagai mahkluk yang mempunyai hasrat untuk ingin tahu. Pada akhir abad ke dua puluh manusia
hidup dalam pranata sosial yang serba cepat berubah. Manusia dengan akalnya
telah dapat menunjukkan kelebihan anugerah Tuhan itu dengan kemampuannya
menciptakan berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk menguasai,
memanfaatkan, dan mengembangkan lingkungan untuk kemajuan dan kesejahteraan
hidupnya. Salah satu usaha manusia untuk memajukan kesejahteraan dan meningkatkan
status sosial dalam hidupnya yaitu pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu
usaha manusia untuk meningkatkan peradaban, mengembangkan kepribadian terutama
perubahan sikap, tingkah laku dan prestasi. Dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) diperlukan satu
kemampuan yang profesional baik dalam pengalaman, penalaran maupun penguasaan
ilmu melalui penelitian ilmiah. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi diharapkan juga dapat dikembangkan dan diaplikasikan di dunia
pendidikan.
Pembelajaran merupakan suatu sistem
yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan satu sama lain,
yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, yang di
dalamnya termasuk penggunaan metode pembelajaran, alat dan sumber belajar,
serta penilaian hasil belajar. Media merupakan salah satu bagian dari sistem
pembelajaran. Oleh karena itu adanya media sangat berpengaruh sekali terhadap
jalannya proses pembelajaran. Dengan adanya media dalam proses pembelajaran
akan mempermudah siswa memahami hal yang dipelajari. Teknologi dan pendidikan
merupakan dua hal yang sangat saling terkait satu sama lain. Pendidikan yang
baik hendaknya selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Oleh karena
itu, saat ini sudah tidak jarang banyak orang memanfaatkan kemajuan teknologi
sebagai suatu alat untuk mempermudah dalam menyampaikan materi kepada peserta
didik. Teknologi pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam sebuah sistem
pembelajaran.
Menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT),
teknologi pembelajaran ialah sebuah proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah,
mencari pemecahan masalah, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan
masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan yang
terkontrol (Sihkabuden, 2005:3). Dengan adanya teknologi pendidikan akan
semakin mudah menghasilkan sebuah media pendidikan.
Dari
pengalaman, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda,
sebagian lebih cepat belajar melalui audio visual, sebagian lebih cepat belajar
melalui audio, sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lainnya melalui
multimedia dan sebagainya (Sadiman ,2002;9). Berdasarkan kerucut pengalaman (cone of experience) yang diungkap oleh
Edgar Dale (dalam Latuheru, 1988:10) bahwa perolehan hasil belajar melalui
indera pandang dengar 75%, melalui indera dengar 13% dan melalui indera lainnya
sekitar 12%.
Multimedia adalah penggabungan
berbagai media (teks, suara, gambar, animasi dan video) dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sebagai alat penyampai pesan. Multimedia digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa yang menjurus kearah terjadinya
proses belajar. Artinya multimedia terdiri dari bermacam-macam media yang dapat
menjadi sarana dalam berinteraksi dengan menggunakan indera yang dimiliki untuk
melakukan kegiatan pembelajaran sehingga memberikan banyak pengalaman yang
dapat mendidik orang cepat belajar. ‘Dengan menggabungkan gambar, suara, animasi
dan video menjadikan multimedia sebagai sarana pendukung yang interaktif dalam pembelajaran di
kelas. Penggunaan teknologi multimedia sangatlah penting dalam pemndidikan.
Multimedia dalam pendidikan sering juga disebut sebagai multimedia
pembelajaran, multimedia interaktif, media pembelajaran, multimedia
pembelajaran interktif, dan yang paling populer adalah media pembelajaran
interktif. Dengan penggunaan multimedia ini diharapkan peserta didik dapat
dengan mudah memahami konsep dalam pembelajaran yang bersifat abstrak. Tapi
perlu di ingat bahwa multimedia merupakan salah satu alat batu dalam proses
pemebelajaran di mana peran guru tidak bisa di gantikan oleh multi media. Peran
guru tetap di butuhkan, namun fungsinya sebagai fasilitator dan motivator untuk
siswa.
Saat
ini multimedia sudah semakin marak digunakan sebagai media bahan ajar yang
mendukung guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa. sebenarnya dalam
pendidikan, multimedia sudah lama digunakan, sebelum adanya pengenalan komputer
di sekolah. Pada masa itu kebanyakan multimedia yang digunakan adalah
multimedia berupa pita kaset, televisi, proyektor slide, dan proyektor film.
Namun, semakin lama komputer mengambil alih peranan yang dimainkan oleh
alat-alat tersebut. Dengan segala kemudahan yang ada dalam fasilitas komputer,
kini orang dapat membuat multimedia dengan menggabungkan teks, grafik, audio,
video dan animasi dalam satu kemasan multimedia.
Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas
maupun secara sendiri-sendiri atau otodidak.
Keberkesanan
penggunaan multimedia dan keupayaan guru mengekploitasikannya boleh menyumbang
kepada melahirkan generasi yang seimbang dari segi kognitif, afektif dan juga
kemahiran. Kraiger, Ford dan Salas (1993), mengkategorikan pembelajaran kepada
tiga matlamat iaitu pencapaian kognitif , pencapaian kemahiran dan pencapaian
efektif.
Untuk
menarik minat pembelajar, program harus mempunyai tampilan yang artistik maka
estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang terakhir
adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan
pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang
selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.
Berbagai
aplikasi teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan
sudah siap menanti untuk dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan
pendidikan. Pada kondisi riil, teknologi informasi dan komunikasi dalam
pendidikan nantinya berfungsi sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran,
fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi. Kondisi
ini memberikan peluang bagi dunia pendidikan untuk menggunakan komputer dan
teknologi informasi (TI) sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas belajar
mengajar di sekolah. Jika diamati melalui studi empiris dan observasi
pemanfaatan TI dalam bidang pendidikan khususnya di sekolah-sekolah mulai dari
pra sekolah sampai menengah atas sangatlah beragam, khususnya penerapannya
dalam inovasi media pembelajaran berbasis TI. Pemanfaatan TI dalam bidang
pendidikan sudah merupakan kelaziman.
Pemenuhan kebutuhan informasi bagi manusia baik yang
bergerak di bidang pendidikan, perusahaan, hiburan dan sebagainya mengalami
perubahan pola atau cara. Dengan berbagai alasan seperti efisiensi waktu, biaya
dan ruang, manusia cenderung mengingini perolehan dan penyimpanan informasi
dengan cara-cara yang sederhana, cepat, menyenangkan, efisien dalam pemakaian
ruang dan dengan biaya yang relatif murah.
Disisi lain berdasarkan pengamatan terhadap kemampuan
manusia dalam menerima dan mengingat informasi yang diterimanya, menurut Riset Computer
Technology Research (CTR)
;
- Manusia mampu mengingat 20 % dari apa yang dia lihat
- Manusia mampu mengingat 30% dari yang dia dengar
- Manusia mampu mengingat 50% dari yang didengar dan dilihat
- Manusia mampu mengingat 70% dari yang dia lihat, didengar dan dilakukan
Dari hasil riset tersebut
bisa disimpulkan bahwa manusia lebih mudah mengingat bila melihat, mendengar
dan melakukannya secara langsung. Oleh sebab itu, penggunaan aplikasi edukatif
memang dibutuhkan pada zaman sekarang ini. Terutama untuk anak-anak atau para
siswa. Aplikasi multimedia bisa mempermudah proses pembelajaran, melalui
aplikasi multimedia anak-anak cenderung mudah mengingat pelajaran-pelajaran di
sekolah.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari
penggunaan aplikasi edukatif adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan
saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Kualitas
pendidikan pun bisa meningkat dengan adanya penggunaan aplikasi multimedia.
Jika di sekolah-sekolah mulai diterapkan penggunaan aplikasi multimedia, proses
pembelajaran akan terasa menyenangkan dan menarik. Dari hal tersebut bisa
dipastikan minat siswa untuk belajar bertambah.
Referensi :
- Arief S Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
- Latuheru, John D.1988.Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini.Jakarta:Depdikbud &P2 LPTK.
- Setyosari, Punaji, Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Press.
- http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/multimedia-dalam-pendidikan.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Multimedia
- http://seminarpsv09.webatu.com
- http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2145961-manfaat-multimedia-dalam-proses-pembelajaran
- http://www.tp.ac.id/tag/bidang-pemanfaatan-multimedia-contohnya
- http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/04/manfaat-ti-terhadap-proses-belajar-mengajar-521342.html
- http://repository.stisitelkom.ac.id/140/1/Marcellina_Laurensia.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar